Postingan

Hakikat dan Kedudukan Wacana dalam Linguistik

BAB I PENDAHULUAN A.     LATAR BELAKANG Berbicara tentang manusia tidak akan pernah habis dan selalu menarik, asumsi ini cukup rasional mengingat manusia sebagai ciptaan yang unik dan dalam bahasa agama sering diungkap sebagai ciptaan yang sempurna. Kesempurnaan itu bukan saja pada dimensi fisik dimana struktur tubuh dan anatomi manusia, secara psikis manusia diberi kelebihan ruh dengan akal sebagai pemberian untuk hidup dalam kehidupan manusia. Proses penciptaan manusia yang sempurna ini tentu sangat berbeda dengan penciptaaan lain, seperti halnya binatang. Manusia adalah mahkluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri melainkan selalu berinteraksi dengan sesama. Untuk keperluan tersebut, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi sekaligus sebagai identitas kelompok. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan terbentuknya berbagai bahasa di dunia yang memiliki ciri-ciri yang unik yang menyebabkannya berbeda dengan bahasa lainnya. Bahasa adalah salah satu ciri utama yang m

Puisi Distilasi Alkena Karya Wira Nagara

Gambar
Pada postingan kali ini, penulis ingin membagikan suatu puisi meskipun mungkin sudah banyak yang tahu yaitu dari salah satu Stand Up Comedian (Peserta SUCI 5 Kompas TV) yang tidak pernah melepaskan materi yang bernada “cinta-cintaan” pada setiap penampilannya di panggung. Ya, tepat sekali! Ia bernama Wira Nagara. Puisi yang ia tulis berjudul Distilasi Alkena. Mengapa judulnya demikian? Dikutip dari laman jogja.tribunnews.com, ia mengungkapkan bahwa semua perasaan bisa dianalogikan ke kimiawi, itulah yang melatarbelakangi pemilihan judul Distilasi Alkena. Dengan membaca puisi ini kita dapat menemukan seberapa romantis sosok pria yang satu ini. Bahasa yang digunakan dalam puisi ini sangatlah mudah dipahami dan juga diksi yang beraneka ragam sangat mampu mebuat baik pembaca maupun pendengar tergugah perasaannya. Entah ada angin apa, keadaan memaksa penulis sehingga sangat ingin membagikan puisi yang satu ini. Ketika penulis mencoba mengutip kalimat per kalimat dari puisi ini